STRATEGIC ASSESSMENT. Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tetap berkomitmen menjajaki Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal itu disampaikan setelah munculnya isu bahwa Jenderal Andika Perkasa menjadi salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Perubahan.
Ia mengungkapkan Demokrat bakal mendeklarasikan Koalisi Perubahan bersama PKS dan Nasdem lengkap dengan paslon calon presiden (capres) dan cawapresnya.
Namun, saat ini pihaknya masih menunggu keputusan Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat yang diketuai oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Keinginan kader akar rumput Demokrat, kata Herzaky, Koalisi Perubahan bisa mengusung paslon Anies Baswedan dan AHY. Herzaky pun menyiratkan kemungkinan bahwa deklarasi Koalisi Perubahan bisa dilakukan pada awal tahun 2023. Meski begitu, Herzaky menegaskan paslon capres-cawapres yang akan dipilih adalah yang merepresentasikan semangat perubahan dan perbaikan.
Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tengah sibuk mematangkan rencana Koalisi Perubahan sekaligus membahas pendamping calon presiden Anies Baswedan.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim mengatakan ada sejumlah nama yang muncul di meja perundingan, yakni Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang diusulkan Partai Demokrat dan Ahmad Heryawan alias Aher yang disodorkan oleh PKS.
Selain itu, ada nama dari eksternal seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bekas Panglima TNI Andika Perkasa, dan putri Presiden Gus Dur Yenny Wahid.
Kendati demikian, Hermawi menegaskan partainya tetap menyarankan Anies memilih sendiri calon wakilnya. Sehingga, masih ada kemungkinan cawapres Anies merupakan sosok di luar nama-nama tersebut.
Adapun penggawa ketiga partai dijadwalkan bersua dalam waktu dekat. Pertemuan ini bakal menghadirkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, dan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf.
Hermawi menjelaskan, pertemuan ini ditujukan untuk membahas finalisasi deklarasi koalisi. Tak hanya itu, dia menyebut pendamping Anies Baswedan tak luput dari bahasan pertemuan ini.
Adapun ihwal momentum deklarasi, Hermawi menyebut jadwal deklarasi bersama masih menunggu kepulangan Surya Paloh dari luar negeri. Paloh berada di Jerman sejak Desember 2022 untuk menjalani pengobatan.
Sementara itu, Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan sosok pendamping Anies dibahas lebih mendalam dan detail oleh tim kecil ketiga partai. Menurut dia, pertemuan Surya, SBY, dan Salim bakal membahas isu-isu kebangsaan dan kenegaraan serta rencana koalisi ke depan.
Kendati demikian, Kholid berharap bahasan tim kecil tuntas di bulan ini. “Kami berharap Januari ini tuntas ya, pembahasan di tim kecil. Semoga Januari ada kesepakatan yang terbaik,” ujarnya.
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum juga mengerucutkan calon presiden (capres) usungannya. Namun, sikapnya bisa mengubah poros koalisi.
Saat ini diketahui masih berpeluang empat poros, diasumsikan poros Nasdem, PKS, dan Demokrat; poros PDIP; Gerindra-PKB; dan KIB. Poros KIB terdiri atas Golkar, PPP dan PAN memang belum bisa bersaing secara elektabilitas. Tetapi, dalam konteks kekuatan, mereka sudah bisa mengusung calon presiden. Sayangnya, koalisi ini sepertinya hanya penyedia tiket untuk figur eksternal. Kalau pun ada dari internal paling mentok hanya masuk bursa cawapres.
Pengamat Politik Unhas Sukri Tamma mengatakan, yang terbaca sejauh ini kecenderungannya, KIB susah bergabung dengan Nasdem. Sementara internal KIB di akar rumput tak sedikit yang menyebut Ganjar Pranowo disusul Airlangga Hartarto. Begitu pula dengan kesulitan menerka cawapres Anies dan nasib bakal koalisi Nasdem, PKS, dan Demokrat. Hal ini disebabkan karena sulitnya menemukan kesamaan visi dalam mengusung meski pembicaraan sudah cukup dalam.
Ia menilai KIB masih wait and see. KIB masih mempelajari peta, karena parpol pada dasarnya tidak ingin salah mengusung. Sementara itu KIB tetap membuka peluang untuk mengusung capres dari tokoh eksternal. Gagasan itu muncul dari internal PAN dan PPP.
Seperti PAN, selain mengajukan tokoh internal juga mengamati tokoh-tokoh eksternal yang layak sebagai capres dan cawapres. ”Itu aspirasi dari pengurus daerah,” kata Waketum DPP PAN Viva Yoga beberapa waktu lalu.
Sama halnya dengan PPP yang banyak menampung masukan dari pengurus kabupaten/kota dan provinsi. Sejumlah figur eksternal dimunculkan. Di Sulsel sendiri nama Ganjar Pranowo mencuat di internal PPP. Itu terbukti saat DPW PPP Sulsel menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) beberapa waktu lalu. Hasil Muskerwil merekomendasikan Ganjar Pranowo untuk didorong pada Pilpres mendatang.
Hasil pertemuan seluruh DPC menyatakan dukungan Pilpres 16 DPC mengusulkan Ganjar Pranowo dan berpasangan dengan Plt Ketum (PPP) Mardiono.
“Selanjutnya ada juga yang mengusulkan sebanyak 3 DPC yang mengusulkan Ganjar Pranowo berpasangan dengan Amir Uskara dan 1 DPC mengusulkan Ganjar dengan Sandiaga Uno,” kata Ketua DPC PPP Kabupaten Gowa Nursyam Amin yang membacakan rekomendasi itu dalam pertemuan tertutup tersebut.
Amin melanjutkan bahwa dari 24 DPC PPP yang ada di Sulsel, 20 di antaranya telah menentukan sikap, sehingga 4 DPC sisanya menyatakan diri mengikut dengan suara dukungan terbanyak. Amin pun berharap rekomendasi dari DPW PPP Sulsel ini bisa diperjuangkan hingga ke tingkat pusat.
Sementara Golkar mengklaim KIB bakal mendeklarasikan capres awal usai lebaran nanti. Meski berembus kabar KIB akan lebih cepat deklarasi yakni awal Februari mendatang. “Tapi kalau saya melihatnya mungkin setelah lebaran mungkin ya, supaya situasinya kondusif, antara puasa, lebaran dan ajang pencapresan,” kata Waketum DPP Golkar Nurul Arifin.
Dia mengakui KIB masih butuh tambahan waktu untuk mengamati sosok capres yang tepat. Termasuk mematangkan visi, misi, dan program menghadapi Pilpres 2024 (Red/berbagai sumber).