STRATEGIC ASSESSMENT. Timnas senior Thailand yang dilatih Mano Polking sejak menit ke-62 sudah bermain dengan 10 pemain setelah salah seorang pemainnya dikenakan kartu merah setelah menendang betis Saadil Ramdani dan saat itu Timnas Indonesia masih unggul 1-0 atas penalti yang dilesakkan Mark Klok, namun tidak disangka-sangka melalui serangan baliknya yang diawali dengan blunder Asnawi Mangkualam yang memberikan operan tanggung ke Fachruddin Ariyanto akhirnya bola direbut pemain Thailand, dan memberikan operan ke tengah yang disambut tendangan terukur pemain Thailand tanpa bisa dicegah kiper Timnas Indonesia asal Bali United, Nadeo Argawinata.
Sebelum kebobolan gol menjadikan skor 1-1, di babak pertama, Timnas Indonesia mendapatkan peluang bagus untuk meraih gol melalui Witan Sulaiman, namun sayangnya tembakan pemain yang merumput ke Eropa Timur ini tidak berbuah apapun juga.
Kemudian di babak kedua, Indonesia mempunyai 3 peluang emas untuk mencetak gol melalui Asnawi Mangkualam, M. Rafli dan Yacob Sayuri, namun tembakan mereka meleset dari gawang Thailand, bahkan sepakan M. Rafli yang merupakan menantu pengurus teras PSSI ini terlihat sangat lemah.
Pelatih Shin Tae Yong dinilai kurang tepat memasukkan M Rafli untuk menggantikan Witan Sulaiman, seharusnya pelatih asal Korsel ini memasukkan Ilija Spasojevic atau Ramadhan Sananta. Over all, jika dinilai keseluruhan gaya permainan Timnas Indonesia saat melawan Thailand hanyalah 6,5 atau paling tinggi 6,9.
Endurance fisik yang kurang menyokong, pemain yang kurang melakukan pressing atau zona marking ketat, dan beberapa pemain terlihat sangat ingin menunjukkan “kepiawaiannya menggiring bola” walaupun sebenarnya belum terlalu piawai serta fokus sampai akhir laga yang perlu diperhatikan oleh Shin Tae Yong. Pasalnya, Indonesia harus melawat ke Philipina pada 2 Januari 2023 untuk dapat memastikan satu tempat ke semi final AFF 2022.
Jika kesalahan-kesalahan elementer yang dilakukan Timnas tidak segera dibenahi, karena sebenarnya kesalahan seperti ini tidak perlu terjadi karena mereka profesional dan dilatih pelatih dan asisten pelatih dengan gaji mahal, maka Indonesia sulit juara AFF 2022 jika gaya mainnya seperti lawan Thailand.
Jikapun lolos ke semifinal dan menempati posisi runner up, maka Indonesia akan menghadapi “raksasa ASEAN” Vietnam, maka Indonesia harus berjuang keras untuk lolos dari hadangan the Golden Warriors tersebut.